Senin, 14 Januari 2013

Manusia dan Harapan



A.    Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan.

 
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri.
            Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu :
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.


2
Sangat banyak sekali harapan- harapan, semua itu adalah keinginan yang belum terwujud. Dan untuk mewujudkannya, harus bekerja keras, berjuang keras, belajar keras, dan berdoa kepada Allah SWT agar harapan- harapan itu dapat tercapai. Tetapi walaupun kita sudah bekerja keras, belajar keras, berjuang keras, dan berdoa kepada Allah SWT tidak selalu harapan- harapan itu dapat terwujud, mungkin ketidakterwujudan itu belum saatnnya, atau mungkin memang bukan takdir, karena Allah SWT mempunyai rencana lain yang jika di wujudkannya akan membuat kita sombong dan lupa diri dan sebagainya. Menurut kita memang itu tidak bisa kita terima, tidak disangka, dan sangat kecewa, karena harapan itu tidak dapat kita wujudkan, tetapi sebenarnya Allah mempunyai rencana yang lebih baik di balik semua harapan yang kita inginkan yang belum terwujud tersebut.


B.     Sebab – Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Manusia sebagai makhluk sosial yang tak luput dari pergaulan hidup. Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang mempunyai harapan, yaitu :
1.      Dorongan kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan dan pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu dilahirkan oleh tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya tertawa, sedih, atau bahagia. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah manusia mempunyai harapan.
2.      Dorongan kebutuhan hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya kebutuhan hidup jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berfikirnya. Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a.        Kelangsungan hidup
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, ppangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah mengharapkan diberi makan/ minum.
3
Kebutuhan akan makan/minum ini terns berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/kemanan, untuk melindungi dirinya dan cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan
kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat berlindung dari panas, gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan, harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.
b.      Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak hams diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
c.       Hak dan kewajiban untuk dicintai dan mencintai.
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa sehingga saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada usia remaja biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai mementang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan pergaulannya.




4
d.      Diakui lingkungan (status)
Setiap orang membutuhkan status, siapa, untuk apa dan mengapa manusia hidup. Manusia tentu akan bertanya status  keberadaannya, status dalam keluarga, status dalam masyarakat dan status dalam negara. Status itu penting karena dengan status orang akan tau siapa dia dan mempunyai harapan dalam lingkungannya.
e.       Perwujudan cita-cita
        Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

C.    Hubungan Manusia dengan Harapan
Setiap manusia memiliki  harapan tersendiri di dalam kehidupannya. Manusia harus merasa yakin atas usahanya mewujudkan harapan agar dapat berhasil sesuai dengan yang di harapkan. Berhasil atau tidaknya dilihat dari kerja keras seseorang untuk menggapain harapan tersebut. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seseorang mempunyai sebuah harapan pada negara, harapan yang akan bisa membangun sebuah negara yang nantinya akan menjadi negara maju, negara yang mandiri, tidak seperti sekarang yang negara ini memiliki hutang bisa mencapai triliunan apalagi banyak sekali para koruptor yang seenaknya merampas sesuatu yang harusnya dinikmati oleh rakyat.
Jika percaya dengan harapan kita sendiri dan di dorong oleh sebuah kerja keras dan usaha mungkin akan tercapainya sebuah harapan yang kita inginkan, harapan juga bisa mendorong seseorang untuk termotivasi untuk melakukan hal yang dia harapkan.

D.    Harapan Sebagai Fenomena Nasional
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality ,

5
mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari
unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan individu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
a.Kebutuhan organik individu.
1.      Kebutuhan  individu bernilai positif. Misal: makan,minum,istirahat dsb.
2.      Kebutuhan  individu bernilai negatif. Misal: makan minum yang tidak lezat, kesulitan buang hajat dsb
b. Kebutuhan psikologi individu.
1. Kebutuhan psikologi individu bersifat positif.
Yang meliputi: kehormatan,kepuasan dan kebanggan mencapai suatu tujuan.

2.   Kebutuhan psikologi individu bersifat negatif
Misal: keteganagn, kebencian, malu dsb

E.    Harapan Terakhir
Menurut Aristoteles, kehidupan ini berasal dari generatio spontanea, artinya kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Aristoteles pada zamannya belum sampai pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan jagad raya ini berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Manusia memiliki kebutuhan jasmani, diperoleh dengan mencukupi kebutuhan hidup yang bersifat kebendaan, sedangkan kebutuhan rohaninya dicukupi dengan hal-hal yang sifatnya rohani, khususnya keagamaan. Ada manusia yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi sehingga manusia tersebut hanyalah memuaskan diri pada semua kenikmatan jasmaninya. Ada pula manusia yang pandangan hidupnya justru sebaliknya. Agama Islam mengajarkan manusia tidak hanya mengejar kebutuhan yang bersifat duniawi saja, tetapi juga bersifat ukhrowi (kehidupan akhirat).
Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama seseorang, maka semakin yakinlah mereka, bahwa semua manusia akhirnya akan meninggal dan kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia yang serba gemerlap akan ditinggalkan dan akan hidup di dalam akhirat yang abadi.
6
Bagi orang atheis dengan pandangan matrealistis, mereka tidak percaya akan adanya Tuhan. Bagi mereka mati bukan karena rohnya kembali kepada Tuhan, tetapi karena jantungnya berhenti berdenyut. Sebaliknya, bagi yang percaya pada Tuhan, meyakini bahwa seseorang yang meniggal akan kembali kepada asalnya, yaitu Tuhan.
Dengan pengetahuan dan pengertian agama tentang kehidupan abadi setelah orang meninggal, manusia menjalankan ibadahnya. Ia menjalankan perintah Tuhan melalui agama, dan menjauhi larangan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk kecil yang tidak akan berdaya terhadap kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkan demi kehidupan abadi di akhirat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar