Senin, 14 Januari 2013

Wayang



1.      Sejarah Perkembangan Wayang
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang


Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam. Ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto, SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.

2.      Pengertian Wayang
Dalam sejarah perkembangannya, bangsa Indonesia pernah menciptakan puncak-puncak kreasi dan karya yang sampai sekarang masih dikagumi. Kreasi dan karya budaya tersebut merupakan  hasil akal, budi, dan pikiran manusia yang tak ternilai harganya. Kesenian wayang adalah satu dari sekian banyak kesenian khas Indonesia. Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Di mata para pengamat budaya, kesenian wayang memiliki nilai lebih dibandingkan seni lainnya, karena kesenian wayang merupakan kesenian yang komprehensif yang dalam pertunjukannya memadukan unsur-unsur kesenian, diantaranya seni karawitan, seni rupa (tatah sungging), seni pentas (pedalangan), dan seni tari  (wayang orang). Di samping fungsinya sebagai hiburan, kesenian wayang juga memiliki fungsi estetika dan sarat dengan nilai-nilai luhur. Setiap alur cerita, falsafah dan perwatakan tokohnya, sampai bentuk pada kesenian wayang mengandung makna yang sangat mendalam.

3.      Wayang Sebagai Budaya Nasional
Kita patut berbangga sebagai bangsa Indonesia karena kaya akan budaya yang sangat luar biasa dan tak ternilai harganya. Kemajuan sebuah bangsa salah satunya ditentukan oleh peradaban budayanya. Bahkan UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB pada tahun 2003 menetapkan wayang yang merupakan kebudayaan asli Indonesia sebagai sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Ironisnya, bukan rasa bangga dan tindakan melestarikan kebudayaan ini yang muncul, tapi anggapan bahwa kebudayaan ini kuno dan ketinggalan jaman sehingga generasi muda mulai meninggalkannya.  Alangkah miris rasanya mengetahui bahwa wayang, warisan budaya asli Indonesia  sangat diapresiasi di negeri lain, tapi tidak di negeri asalnya. Bahwa sementara di negeri lain seni wayang sudah resmi masuk ke dalam kurikulum pendidikan formal, di negeri asalnya para budayawan perlu beradu otot dengan pemerintah untuk memperoleh pencapaian yang sama.

Tak bisa dipungkiri, arus globalisasi dan modernisasi yang terlampau kencang menerpa negeri ini membuat kita melupakan budaya tradisional. Jika jaman dulu orang menonton televisi untuk menonton pertunjukan wayang kulit/golek/orang, kini ada banyak pilihan lain yang dianggap lebih menarik seperti sinetron atau sitkom. Tak heran jika semakin lama masyarakat semakin tidak mengenal wayang, apalagi tergerak untuk melestarikannya. 

Jika generasi tua yang dahulu mencintai wayang saja saat ini sudah beralih haluan apalagi generasi muda saat ini yang lekat dengan  kemajuan iptek dan bisa mendapatkan sarana hiburan yang lebih banyak dan inovatif dibandingkan wayang.
Bila keadaan seperti ini dibiarkan terus menerus bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan wayang ini akan hanya menjadi sejarah bangsa Indonesia karena punah tergerus kemajuan teknologi yang pesat. Oleh karena itu kita harus melakukan beberapa upaya agar wayang ini tetap lestari ditengah gerusan arus globalisasi.
Berikut adalah beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian generasi  muda dan mengembalikan kejayaan seni wayang di Indonesia :

a.       Mempelajari Dunia Wayang sebagai Modal untuk Mengajar dan Mendidik Anak.
Peran orang tua dalam mengajarkan pentingnya melestarikan budaya asli Indonesia kepada anak sangatlah besar.  Sehingga diharapkan orang tua mampu menarik perhatian anak terhadap kesenian wayang. Selain memiliki cerita yang menarik, dunia wayang juga berisikan nilai-nilai luhur dan falsafah hidup yang penting untuk pembentukan karakter anak-anak. Jika kita masih kurang percaya diri membawakan nilai-nilai tersebut, minimal kita bisa membawakan cerita yang menarik dan menghibur untuk anak-anak.
Untuk mempelajari cerita wayang klasik, kita cukup sesekali menonton pertunjukan wayang. Atau kalau tidak, kita bisa membaca buku yang berisi tentang wayang. Saat kita sudah hafal ceritanya, kita bisa menggunakannya sebagai dongeng pengantar tidur atau media pembelajaran suatu materi.

b.      Mengajak Anak-anak Mengunjungi Museum Budaya
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Kita bisa memanfaatkan energi ini untuk mengajak mereka menjelajahi museum yang menampilkan koleksi wayang. Memang belum banyak berdiri museum khusus wayang di negeri ini, tapi paling tidak terdapat beberapa museum di beberapa kota besar yang bisa kita dijadikan pilihan misalnya :
·         Museum Sri Baduga (Bandung)
·         Museum Radya Pustaka (Solo)

c.       Menjadikan Wayang sebagai Objek Kreasi
Banyak kegiatan yang dinilai bisa merangsang kemampuan motoris anak, misalnya menggambar, mewarnai, dan berprakarya. Sambil merangsang kreativitas mereka, kita bisa memperkenalkan wayang pada kegiatan-kegiatan ini, misalnya:
·         Mewarnai gambar wayang. 
·         Membuat wayang kertas sederhana dari tokoh yang disukai anak.  Selanjutnya wayang hasil karya bisa digunakan untuk mengadakan pertunjukan kecil-kecilan.
·         Membuat papertoy  wayang.  
·         Membuat wayang dari daun singkong.  

http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/done.jpg?w=200&h=300    Gambar wayang kertas
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/werkundara.jpg?w=300&h=224  Gambar Papertoy Bima dan Sadewa.
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/9.jpg?w=225&h=300   Gambar Wayang batang daun singkong.
d.      Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Informasi
Seiring kemajuan teknologi, kini inspirasi dan cerita estetis wayang dapat kita nikmati dalam bentuk digital. Salah satunya adalah komik e-wayang.org dan situs interaktif ramaya.na. Dengan gambar yang lucu dan menarik, diharapkan anak-anak akan bersemangat untuk menyimaknya.
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/komik-e-wayang.jpg?w=300&h=177 http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/ramayana2.jpg?w=300&h=156

e.       Menuansakan Wayang dalam Kehidupan Sehari- hari
Menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap wayang bisa dibiasakan melalui pendekatan terhadap barang- barang pribadinya, misalnya: baju, tas, sepatu, mug, dan lain-lain. Diharapkan dengan interaksi setiap hari dengan wayang, apalagi jika sudah menjadi ikon bagi barang kesayangan mereka, anak-anak akan mencintai wayang dengan sendirinya.

f.       Mengembangkan Inovasi Pertunjukan Wayang Khusus Anak-anak
Jika biasanya pertunjukan wayang digelar semalam suntuk, menggunakan Bahasa Jawa atau Sunda secara full, dan terkadang berisikan cerita-cerita dewasa, maka perlu dibuat juga pertunjukan wayang khusus untuk anak-anak. Misalnya dibuat pada waktu siang hari dengan durasi hanya 2 jam, menggunakan Bahasa Indonesia, dan berisikan cerita khusus anak-anak.
Khusus untuk anak-anak jaman sekarang yang agak kebarat-baratan, kesenian wayang perlu punya nilai nyentrik, sehingga mungkin para dalang perlu bereksperimen dengan memasukkan unsur pop ke dalamnya. Sebenarnya ini bukan hal baru, karena sejak tahun 1925 sudah ada wayang kancil, dan sejak tahun 2010 ada wayang hiphop.
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/kancil-eddy.jpg?w=300&h=215  Gambar wayang kancil.
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/wayang-hiphop.jpg?w=300&h=300   Gambar wayang hip- hop.

g.      “Memformalkan” Wayang
Seni wayang mengandung nilai-nilai luhur dan falsafah hidup yang baik untuk membantu pembentukan karakter anak-anak, oleh karena itu seni wayang sangat cocok untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Upaya ini telah dilakukan oleh PEPADI, namun sayangnya gayung belum bersambut.
Kita juga bisa mengusulkan adanya Hari Wayang Nasional. Sama seperti hari-hari perayaan lainnya, biasanya masyarakat akan melakukan hal-hal spesial pada hari-hari tersebut. Jika  ada Hari Wayang Nasional, stasiun televisi swasta akan tergerak untuk menampilkan pertunjukan wayang, dan masyarakat awam akan tergerak untuk berkontribusi memajukan dunia perwayangan nasional, misalnya para blogger menulis artikel tentang wayang.

h.      Mengadakan Kelas atau Kursus Dalang Bocah
Sayang sekali rasanya jika apresiasi dan minat anak-anak terhadap wayang berhasil ditingkatkan tapi tidak tersedia cukup banyak fasilitas yang memungkinkan anak-anak berkecimpung lebih jauh dalam dunia wayang, misalnya tidak ada tempat kursus dalang dan sinden bocah. Untuk  menjadi seorang dalang dan sinden profesional tentulah tidak cukup dengan mengikuti kursus selama beberapa bulan. Tapi sebagai langkah awal untuk memfasilitasi kecintaan anak-anak terhadap wayang, sepertinya wadah-wadah semacam ini perlu ada dan dikelola dengan baik.
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/dsci0109.jpg?w=300&h=177 

i.        Mengadakan dan Mendukung Acara-acara Spesial Pewayangan secara Berkala
Salah satunya adalah Festival Dalang Bocah Nasional yang diselenggarakan setiap tahun di berbagai kota pada sejak 2008. Kegiatan ini diprakarsai oleh PEPADI dan didukung oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI dan berbagai sponsor. Festival serupa tingkat daerah juga dilaksanakan oleh PEPADI provinsi dan kabupaten/kota setiap tahunnya. Festival Dalang Bocah diadakan untuk mendorong kecintaan anak-anak terhadap profesi dalang. PEPADI berada posisi mengawal tradisi seni wayang agar tetap lestari dan menjaga agar mata rantai generasi pedalangan tidak putus begitu saja.
http://kopipakegula.files.wordpress.com/2012/08/dalang-bocah.jpg?w=300&h=159

Itulah beberapa hal yang   bisa kita lakukan mulai dari sekarang untuk menumbuhkan kembali minat anak-anak terhadap dunia wayang. Kelestarian seni dan budaya wayang adalah tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa pemilik sah kebudayaan ini. Dibutuhkan tekad dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk mengembalikan kejayaan wayang sebagai primadona budaya nasional, terutama di mata anak-anak Indonesia yang hidup di generasi instan seperti sekarang. Mengandalkan pemerintah saja tentu bukan hal yang bijak, karena sejatinya peran keluarga dan masyarakat bisa memberikan hasil yang lebih optimal. Menggubah sedikit kesenian ini agar sesuai dengan perkembangan jaman bukanlah sesuatu yang salah. Yang terpenting kita bisa menggiring generasi penerus kita untuk mencintai wayang. Biarkanlah mereka mencintai wayang melalui jalur yang mereka pilih sendiri. Karena  yang terpenting dari seni wayang bukanlah kemasannya, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Semoga seni dan budaya wayang bisa kembali menjadi primadona di tanah kelahirannya sendiri. Tidak lagi dianggap ribet, tetapi agung. tidak lagi dianggap aneh, tetapi unik, dan tidak lagi dianggap kuno, tetapi antik. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai budayanya. 





4.      Jenis – Jenis Wayang di Indonesia
Di Indonesia memiliki aneka ragam jenis wayang. Beberapa diantaranya adalah :

a.      Wayang Kulit Purwa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk7TdmgptyCSqhuY6pxCpx4JORZthGxCjMVRUSRRs2l-q6ORNVIa48kUnu8HsXYjf302ewZQHfwkUAnc2-R9_deHnL68QuIX0TWp3cnMyaYKg8crscsJ14AY6pX3QIZRAgJL7iiozNd7o/s700/karna_w_begal__cerma_krusuk.jpg
Wayang kulit purwa adalah salah satu wayang yang terbuat dari kulit sapi atau lembu (makanya di sebut wayang kulit ) ,mengisahkan cerita cerita purwa Ramayana dan Mahabharata .diciptakan pertama kali wayang kulit oleh Sunan Kalijaga sebagai sarana dakwah Agama Islam.

b.      Wayang Orang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieQuUZoQNdJsMAZSq99l5sq_1dQ2yEl3fdoGXFr52rGNGmom48gHIFwlTaGqS3jpFwEEQgyxtXo9Zl7-mkem2lDFe09uHxdvj-HHlbJ6_9rFn5Nx66B9nF-VYfyZxEowWiHsv-4p1okog/s1600/wayang-orang1.jpg
Wayang orang sama definisinya dengan wayang kulit tetapi bedanya sesuai dengan namanya, wayang ini diperankan oleh orang atau wong.
c.       Wayang Golek
http://membacafirst.files.wordpress.com/2011/10/wayang-golek.jpg
Wayang golek terbuat dari kayu. Biasanya kayu yang dipakai adalah kayu mahoni .wayang golek banyak di gunakan dalam beberapa cerita .diantaranya wayang golek purwa yang menceritakan tentang epos Ramayana dan Mahabharata ,wayang golek lenong betawi yang menceritakan tentang betawi ,misalnya si manis jembatan ancol atau si jampang jago betawi . 

d.      Wayang Suluh
http://cjoeniani.files.wordpress.com/2008/01/e211.jpg
Wayang suluh adalah wayang yang menceritakan tentang penyuluhan kepada rakyat atau berisi sindiran kepada pejabat atau pemerintah.



e.       Wayang Beber
http://www.solopos.com/dokumen/2010/03/wayang-beber.jpg
Wayang beber pada zaman sekarang telah punah di telan zaman. Wayang ini terbuat dari kain gulungan ,lalu dalang membuka gulungan ,menancapkannya dan menceritakan adegan di gulungan tersebut

f.       Wayang Kulit Wahyu
http://www.museumwayang.com/wayang/gambar%20wayang/Wayang%20Kulit%20Wahyu_frm.jpg
Wayang wahyu menceritakan tentang alkitab atau bibel .wayang ini di ciptakan pertama kali oleh Pdt.Bruder Tometheos ,terbuat dari kulit sapi atau lembu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar